Behavioral Learning Theory
BEHAVIORAL LEARNING THEORY
• Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B.Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakanu unsursubyek tunggal psikologi.
• Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadapi introspeksionisme(yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidaktampak).
• Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata
sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku
yang nyata.
• Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang
dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh
dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan
diri pada proses- proses mental.
• Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika
Pendahuluan
dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan
berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya.
Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik
akan menghasilkan manusia baik.
• Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguhsungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua
peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan
termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara
subjektif.
Pendekatan Teori Belajar terhadap Kepribadian
• Untuk mengerti pendekatan teori belajar pada kepribadian, kita harus siap dengan
membuat asumsi-asumsi baru dan mempertimbangkan strategi baru untuk penelitian.
• 2 Asumsi dasar teori belajar terhadap kepribadian:
a. Hampir semua perilaku dipelajari
b. Obyektivitas dan ketepatan dalam uji coba hipotesis adalah penting.
Penjelasan: Eysenck dan Cattel
• Teori belajar adalah bagian dari area studi kepribadian.
• Dalam pendekatan teoritis yang dibicarakan dalam bab ini study personality
adalah cabang dari belajar secara umum
• Contoh: Psikopatologi merupakan tingkah laku yang maladaptif atau kegagalan
dalam beradaptasi. Oleh karena itu orang2 penganut teori belajar / behavioral
lebih suka menyebut modifikasi tingkah laku dan terapi tingkah laku (behavior
therapy) daripada psikoterapi.
• Karena tingkah laku yang problematik, dipelajari, maka tingkah laku itu bisa juga
di- unlearned atau diubah melalui aplikasi prosedur dari teori belajar.
• Penekanan pada objektivitas dan ketepatan:
a. Hipotesa yang dapat diuji dan kontrol eksperimen terhadap variabel, sangat
dipentingkan
b. Penekanan terhadap penelitian laboratorium
c. Penekanan terhadap tingkah laku yang simple (bukan tingkah laku yang
kompleks)
d. Penekanan terhadap manipulasi variabel – penekanan pada dorongan eksternal
terhadap organisme.
• Manipulasi variabel dilingkungan dan mengobservasi konsekuensi dan manipulasi
ini terhadap tingkah laku berbeda dnegan teori psikodinamik yang menekankan
penyebab2 tingkah laku yang ada didalam diri organisme.
• Contoh: insting, defense mechanism, self concept
• Teori belajar menekankan penyebab2 yang berada dilingkungan eksternal.
• Stimulus dari lingkungan yang bisa dimanipulasi dalam eksperimen seperti
reward makanan lebih ditekankan daripada konsep yang tidak bisa dimanipulasi
seperti self, ego, unconscious.
• Teori behavioral menekankan juga pada variase situasi (situational specificity)
dalam tingkah laku.
• Berbeda dengan psikodinamik dan teori trait terhadap karakter yang
diekspresikan dalam range situasi.
• Teori behavior menyatakan bahwa apapun konsistensi yang ditemukan dalam
tingkah laku merupakan hasil persamaan kondisi lingkungan yang membuktikan
tingkah laku ini.
Poin-poin dasar penekanan belajar terhadap kepribadian:
1. Penelitian yang empiris merupakan dasar teori dan praktek
2. Teori kepribadian dan praktek harus didasarkan pada prinsip2 belajar
3. Tingkah laku adalah responsif terhadap variabel reinforcement dalam lingkungan
dan lebih spesifik situasi daripada teori kepribadian lainnya (trait, psikodinamika)
4. Penolakan terhadap penyakit-gejala medis psikopatologi dan menekankan pada
prinsip2 dasar belajar dan perubahan tingkah laku.
Watson’s Behaviorism
• John B Watson (1878 – 1958)
• Penemu Behaviorism
• Buku : Study self – Observation/ introspeks
Pavlov : Classical Conditioning
• Paradigma: memasangkan stimulus netral dengan stimulus yang menghasilkan
respons → stimulus netral menghasilkan respons
• Stimulus netral → stimulus yang tidak menimbulkan respons
I. UCS UCR
(makanan) (berliur)
CS tidak berliur
(bel)
II. CS + UCS UCR (tahap conditioning)
III. CS CR
Syarat terjadinya Classical Conditioning:
1. Ada asosiasi yang kuat antara UCS & CS
2. Urutan penyajian : CS – UCS →tidak boleh terbalik
3. Ada perubahan efektivitas CS →ada proses belajar
4. Trial harus berulang-ulang → perubahan efektivitas CS
Kriteria yang bisa menjadi Conditioned Stimulus:
1. Intensitas harus tepat
2. Jelas → mudah diamati/ bisa dibedakan groundnya
3. Cocok dengan UCS
Komponen Classical Conditioning:
1. Akuisisi : proses mempelajari respon baru
2. Generalisasi stimulus : berespon sama terhadap stimulus lain yang serupa
3. Diskriminasi stimulus : belajar membedakan stimulus2 yang serupa
4. Extinction : kekuatan CR menurun
5. Spontaneous recovery : stlh extinction, UCS dimunculkan → CR muncul
6. Aspek biologis : Cerebellum, hippocampus, amygdala
Conditioned Response (CR)
• tidak persis sama dengan UCR
• merupakan komponen dari UCR
• dalam hubungannya dengan UCS→merupakan anticipatory response dari
tampilan UCS, jadi respons yang dikeluarkan karena sudah mengantisipasi akan
datangnya UCS
• contoh: mau membuat anak takut pada tikus
• Lampu mati sebagai UCS
gelap takut
UCS UCR
Tikus pairing lampu mati
(gelap) CS UCS
takut
CR (jadi: lihat tikus saja sudah takut)
menampilkan suatu reaksi tertentu yang sebetulnya tidak boleh ada dalam proses
conditioning tersebut.
Reaksi ini dapat mengganggu jalannya eksperimen dan biasanya terjadi kalau
individu merasa asing dengan CS nya.
Conditioned Emotional Reactions
• Istilah dari Watson & Rayner untuk perkembangan dari reaksi emosional
pada stimulus yang sebelumnya netral.
• Percobaan pada Albert, bayi 11 bulan yang dilatih untuk menjadi takut pada
binatang dan obyek yang sebelumnya tidak ditakutinya.
• Setiap kali Albert mau memegang tikus, besi dipukul sehingga Albert kaget dan
takut. Lama-lama hanya melihat tikus saja Albert mulai menangis.
• Albert jadi takut tikus karena secara emosional mengasosiasikan bunyi keras
dengan tikus, dan selanjutnya mulai takut dengan obyek2 serupa tikus.
• Takut disini sebagai reaksi emosi yang terkondisikan
The ‘Unconditioning’ of Fear of Rabbit
• Peter, 2 tahun 10 bulan, awalnya takut terhadap tikus putih lalu kemudian
menjadi sangat takut pada kelinci, mantel bulu, bulu2 dan wool katun.
• Jones (1924) mendokumentasikan ketakutan Peter dan situasi2 yang
menimbulkan ketakutan pada Peter.
• Jones lalu memfokuskan ketakutan Peter pada kelinci untuk disembuhkan.
• Pertama-tama dia membawa Peter bermain dimana ditempat tersebut juga ada
kelinci dalam kandang dan 3 anak lain yang tidak takut pada kelinci.
• Awalnya hal ini membuat Peter sangat ketakutan.
• Kemudian kelinci dalam kandang diletakkan lebih dekat lagi..... dst sampai Peter jadi
tidak takut lagi.
• Setelah ketakutannya terhadap kelinci hilang, ketakutan terhadap hal lainnya
pun menjadi hilang.
Aplikasi lain dari Classical Conditioning
• Dikembangkan oleh Mowrer & Mowrer (1928)
• Untuk ngompol (bedwetting)
• Dikasurnya dikasih alat yang akan memberi setrum kalau basah.
• Lama-lama anak akan mengantisipasi respon setrum, jadi tidak ngompol lagi
SystematicDesensitization
• Joseph Wolpe
• Terpengaruh oleh Pavlov & Hull.
• Percaya bahwa neurosis adalah persistent, repon belajar yang maladaptif
selalu diasosiasikan dengan anxiety.
• Oleh sebab itu therapy melibatkan penghambatan kecemasan melalui
counterconditioning dari respons yang berlawanan (competing response)
• Dengan kata lain: therapy melibatkan pengkondisian respon2 yang
antagonis/berlawanan.
• Melalui proses sistematik desentisasi, pasien belajar untuk berespon terhadap
stimulus yang sebelumnya menimbulkan kecemasan dengan conditioned
respon baru, yaitu relaxation.
• Ada fase2:
1. Ada assessment yang teliti terhadap kebutuhan terapi pasien, lalu pasien
diajarkan untuk relax, pertama bagian2 tubuhnya sampai seluruh tubuh
2. Mengkonstruksi daftar tingkatan (hirarki) kecemasan, misal 1 adalah yang
paling sedikit menimbulkan kecemasan dan 10 adalah hal yang menimbulkan
kecemasan paling besar.
3. Prosedur desentisasi → pasien diminta untuk membayangkan hal yang
paling bawah (1) dalam daftar kecemasan tersebut. Bila ia berhasil
membayangkannya tanpa menimbulkan kecemasan, maka terapist
memintanya untuk meningkat ke point berikutnya (2) dalam daftar, dst
• Bila pasien merasakan kecemasan, maka ia diminta untuk relax dan kembali
membayangkan hal yang tingkatannya lebih rendah.
Riwayat Tokoh
• Burhus Frederic Skinner dilahirkan pada 20 maret 1904, di Susquehanna,
Pennesylvania, anak pertama pasangan William Skinner dan Grace Mange Burrhus
Skinner. Ayahnya adalah seorang pengacara dan politisi ternama dan ibunya adalah
seorang ibu rumah tangga.
• Skinner tumbuh dalam keluarga yang berkecukupan dalm kehidupannya. Keluarga
skinner adalah penganut Presbitarian, namun fred mulai kehilangan keyakinan pada
sekolah menengah atas dan kemudian tidak pernah lagi memperaktikan kegiatan
agama.
• Saat masa kanak–kanak, skinner memiliki kecenderungan terhadap bidang musik
dan sastra. Sejak usia dini, ia sangat berminat untuk menjadi seorang penulis
profesional, suatu tujuan yang akhirnya ia dapatkan dengan terbitnya Walden Two,
saat itu ia mulai memasuki usia 40 an.
• Pada saat bersamaan lulusnya skinner dari sekolah menengah atas, keluargaya
pindah tempat tinggal ke Scranton, Pennsylvania. Setelah itu skinner lalu
meneruskan pendidikannya di Hamillton college, sekolah seni liberal di clinnton, New
York.
• Setelah mendapatkan gelar sarjananya dalam jurusan bahasa Inggris, Skinner mulai
B.F. Skinner
mencari cara untuk merealisasikan ambisinya menjadi seorang penulis kreatif.
Saat ia ingin mewujudkan mimpinya tersebut ia meminta izin kepada ayahnya untuk
fokus menjadi seorang penulis selama 1 tahun untuk tidak bekerja dan fokus
menulis. Ketika itu skinner membangun ruang kerja pribadi di rumahnya khusus
untuk menulis dan mencari ide kreatif, namun itu menjadi sia–sia ia tidak
mendapatkan apa–apa. “Tahun kegelapan“ menjadi salah satu kebingungan
identitas yang kuat dalam kehidupan skinner.
• Diakhir tahun kegelapan ini (sebenarnya 18 bulan) yang gagal ini, skinner dihadapkan
untuk mencari profesi dan karir baru dalam kehidupannya. Ia pun lalu tertarik
terhadap psikologi. Setelah membaca beberapa hasil studi dari Watson dan Paplov,
ia kemudian memutuskan untuk menjadi pakar behaviorisme. Walaupun skinner
tidak pernah mengambil kuliah psikologi dalam program sarjananya, Harvard
menerimanya sebagai mahasiswa pasca sarjana dalam bidang psikologi. Setelah
mendapatkan gelar Ph.D., pada tahun 1931, Skinner menerima keanggotaan dari
National Research Council.
• Setelah mengarungi masa masa ia bergabung dalam organisasi tersebut skinner
akhirnya keluar dan dihadapkan pada pilihan untuk mencari pekerjaan tetap. Pada
saat itu skinner menjadi pengangguran karena masa lowongan yang semakin sulit,
namun ada setitik harapan cerah saat Harvad mendirikan Society Of Fellows, suatu
program yang dirancang untuk memperkenalkan pemikiran kreatif dan ternyata
skinner mendapatkan kesempatan selama 3 tahun disana.
• Pada tahun 1936 skinner mulai mengajar ada salah satu universitas di Minnesota
selama 9 tahun. Tidak lama ia pun menikah dengan Yvonne Blue. Skinner mempunyai
2 anak perempuan.
• Skinner menerbitkan buku pertamanya The Behavior Of Organism (1938), kemudian
skinner mempunyai 2 proywk besar untuk membuat Project pigeon skinner ( usaha
untuk melatih burung dara untuk mematuk suatu pemicu misil peledak bagi
sasaran target musuh yang bergerak. Tidak lama setelah project pertamanya
gagal dan tak dapat dilanjutkan ia meilih membuat eksperimen lainnya yaitu baby
tender ( tempat tidur tertutup ). Hal ini ia buat menjadi usaha komersil dan lagi lagi
ini gagal, lalu ia menjadikan baby tender menjadi kandang burung. Saat ia gagal terus
melakukan yang terbaik dalam hidupnya disini muncul sebuah krisis identitas yang ia
alami. Pada tahun 1945, skinner meninggalkan Minesota untuk menjadi dewan
dalam department psikologi di Indiana University, sebuah kepindahan yang membuah
banyak frustasi.
• Akhirnya pada tahun 1945 musim panas ia mengeluarkan buku Walden Two
yang m enggambarkan masyarakat yang masalah–masalahnya diselesaikan melalui
rekayasa perilaku.
• Pada tahun 1948, Skinner kembali ke Harvard, menghabiskan waktu untuk
mengajar dan melakukan beberapa eksperimen dengan burung dara.
• Pada tahun 1964, di usia 60 tahun, ia pension dari pekerjaannya, namun tetap
mempertahankan statusnya di fakultas, Selama 10 tahun kemudian, ia mengambil
program pendanaan karier federal. Pada tahun 1974, ia pensiun menjadi professor
namun ia masih aktif menulis karya karyanya yang membantunya menjadi psikolog
yang terkenal di Amerika.
• Pada 18 Agusus 1990, skinner meninggal akibat leukemia. Seminggu sebelum
kematiannya ia menyampaikan pidato mengenai behaviorisme radikal. Dan dalam
konvensi tersebut ia menerima suatu penghargaan yang belum pernah di berikan
sebelumnya, Citation of Outstanding lifetime Contribution to Psychology yang adalah
satu satunya dalam sejarah APA (American Psycological Association).
Dinamika Belajar
• Psikolog yang pertama kali mempelajari secara sistematis konsekuensi dari perilaku
adalah Edward L thorndike, yang pada awalnya bekerja dengan binatang dan
kemudian manusia. Thorndike mengobservasi bahwa pembelajaran pada umumnya
terjadi karena adanya suatu efek yang mengikuti suatu renspon, dan ia menyebut
hasil observasinya sebagai hukum akibat. Hukum dari efek ini mempunyai dua
bagian. Bagian pertama menyatakan bahwa respons terhadap suatu stimulus yang
diikuti langsung oleh pemuas cenderung akan disimpan, bagian kedua menyatakan
bahwa respons terhadap suatu stimulus yang diikuti langsung oleh pengganggu akan
dibuang.
• Skinner menerima bahwa hukum akibat sangat krusial untuk benar–benar terjadi
dan efek tersebut terjadi di bawah suatu kondisi optimal untuk belajar. Ia juga setuju
dengan Thorndike bahwa efek dari penghargaan lebih dapat di prediksi dari pada
efek dari hukuman dalam membentuk suatu perilaku. Pengaruh kedua dan yang
lebih langsung pada skinner adalah hasil kerja jhon B. Watson. Watson telam
mempelajari binatang dan manusia, serta yakin bahwa konsep dari kesadaran dan
instospeksi tidak boleh mempunyai peranan dalam kajian ilmiah mengenai perilaku
manusia. Ia juga berargumen bahwaperilaku manusia sama seperti perilaku hewan
dan mesin, dapat dipelajari secara objektif.
• Seperti Thorndike dan Watson, Skinner bersikeras bahwa perilaku manusia harus
dapat dipelajari secara ilmiah. Aliran behaviorisme ilmiahnya berpendapat bahwa
perilaku dapat dipelajari dengan baik tanpa referensi mengenai kebutuhan
insting,dan motif. Mengatribusikan motivasi pada perilaku manusia sama saja
dengan mengatribusikan kemauan bebas kepada fenomena alam.Angin tidak
berhembus karena ingin memutar kincir angin,bebatuan tidak menuruni bukit karena
memiliki suatu kesadaran akan adanya grafitasi. Ilmuan akan dapat menerima
gagasan mengenai perilaku dari angin dan bebatuan tersebut yang dapat dipelajari
tanpa suatu referensi mengenai motif internal. Namun kebanyakan psikolog
kepribadian ber asumsi bahwa manusia termotifasi oleh dorongan internal dan
pemahaman dari dorongan tersebut menjadi penting.
• Skinner tidak setuju, mengapa mencoba membuat suatu fungsi mental internal yang
bersifat hipotesis? Manusia tidak makan karena lapar. Lapar adalah suatu kondisi
internal yang dapat secara langsung di observasi. Bukan karena adanya dorongan
pemuas dari alam bawah sadar yang menginginkan sesuatu tersebut, melainkan
makan karena adanya kondisi kondisi tertentu. Apabila kekurangan makanan akan
meningkatkan kemungkinan seseorang untuk makan, mereka harus mengobservasi
variable–variable yang berhubungan dengan perilaku makan. Apabila kekurangan
makanan akan meningkatkan kemungkinan seseorang untuk makan, maka mereka
dapat membuat seseorang kekurangan makan untuk dapat memprediksi dan
mengontrol perilaku makan tersebut.
• Ilmuwan yang menyatakan bahwa manusia makan karena lapar, berarti
mengasumsikan mengenai suatu kondisi mental yang tidak penting dan tidak dapat
diobservasi. Untuk menjadi ilmiah, skinner menegaskan bahwa psikologi harus
menghindari faktor–faktor internal mental dan membatasi dirinya pada peristiwa
nyata yang dapat di observasi.
• Menurut skinner, ilmu pengetahuan mempunyai tiga karakteristik utama: Pertama,
ilmu pengetahuan bersifat kumulatif; kedua, merupakan suatu sikap yang menghargai
observasi empiris; dan ketiga, ilmu pengetahuan adalah suatu pencarian atas
keteraturan dan hubungan yang didasarkan hukum–hukum.
Pengondisian
• Skinner mengenali dua bentuk pengondisian, klasik dan operan. Melalui
pengondisian klasik (yang disebut skinner sebagai pengondisian responden|), suatu
respon diperoleh dari sebuah organism dengan suatu stimulus yang spesifik dan
dapat diidentifikasi. Sebuah perilaku dibuat lebih mungkin untuk terjadi saat diberikan
penguatan secara langsung. Salah satu perbedaan antara pengondisian klasik dan
pengondisian operan adalah bahwa pada pengondisian klasik, perilaku diperoleh dari
organism, sementara dalam pengondisian operan, perilaku terpancar.
Pengondisian Klasik
• Dalam pengondisian klasik, suatu stimulus netral dipasangkan beberapa kali dengan
berarti langsung diikuti suatu stimulus yang tidak dikondisikan sampai mampu
membawa sebuah respon yang sebelumnya tidak dikondisikan menjadi respon
terkondisi. Perilaku reflex termasuk contoh yang paling sederhana. Sinar yang
ditunjukan ke mata menstimulasi pupil untuk menutup, makanan yang diletakan di
lidah membuat air liur keluar dan lada di lubang hidung mengakibatkan refleks
bersin.
• Akan tetapi, pengondisian klasik tidak hanya terbatas pada refleks sederhana.
Pengondisian ini juga dapat bertanggung jawab atas pembelajaran manusia yang lebih
kompleks seperti phobia, ketakutan dan kecemasan.
Pengondisian Operan
• Minat utama Skinner adalah pada analisis eksperimental atas tingkah laku. Skinner
melakukan penelitian pada tikus atau burung merpati. Di samping itu, Skinner juga
menerapkan prinsip-prinsip pengkondisian operan (operant conditioning) pada
penelitiannya. Skinner terkenal dengan peralatan yang dirancangnya sendiri yaitu
Skinner Box. Skinner percaya bahwa kepribadian akan dapat diketahui dari
perkembangan perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya secara
kontinu. Bagi Skinner semua perilaku manusia ditentukan secara sadar atau tidak.
Tiga Asumsi Dasar Skinner
• Skinner membuat tiga asumsi dasar.
1. Perilaku itu terjadi menurut hukum tertentu (behavior is lawful).
Walaupun mengakui bahwa perilaku manusia adalahorganisme yang
berperasaan dan berpikir, namun Skinner tidak mencari penyebab perilaku di
dalam jiwa manusia dan menolak alasan alasan penjelasan dengan
mengendalikan keadaan pikiran (mind) atau motif-motif internal.
2. Perilaku dapat diramalkan (behavior can be predicted).
Perilaku manusia (kepribadiannya) menurut Skinner ditentukan oleh kejadiankejadian di masa lalu dan sekarang dalam dunia objektif dimana individu tersebut
mengambil bagian.
3. Perilaku manusia dapat dikontrol (behavior can be controlled).
Perilaku dapat dijelaskan hanya berkenaan dengan kejadian atau situas-situasi
antaseden yang dapat diamati. Bahwa kondisi sosial dan fisik di lingkungan
sangat penting dalam menentukan perilaku.
Pembentukan
• Dalam kebanyakan kasus pengondisian operan, perilaku yang diinginkan tidaklah
terlalu kompleks untuk dapat dipancarkan tanpa terlebih dahulu dibentuk oleh
lingkungan. Pembentukan (shaping) adalah suatu prosedur ketika peneliti atau
lingkungan memberikan suatu penghargaan atas perkiraan kasar dari perilaku
tersebut,lalu perkiraan yang lebih dekat, dan terakhir, prilkau yang di inginkan
tersebut. Melalui proses penguatan perkiraan berkala, peneliti atau lingkungan
secara bertahap membentuk suatu kumpulan yang kompleks dan final dari
perilaku.
• Contoh pembentukan dapat di ilustrasikan dari suatu contoh melatih anak laki laki
yang memiliki keterbelakangan mental untuk bisa memakai bajunya sendiri. Perilaku
utama dari anak tersebut adal untuk memakai bajunya sendiri. Untuk melatih anak
tersebut, orang tua harus mencegah perilaku mengenakan pakaian yang kompleks
menjadi bagian yang paling sederhana. Pertama orang tua memberikan
penghargaan, misalnya dengan permen, kapanpun anak itu mengira ngira perilaku
memposisikan tangannya kedalam suatu lengan maka beri ia permen. Dan kemudian
ketik itu sudah terjadi tahan dulu untuk memberikan permen. Setelah ia mampu
memasukan seluruh lengannya kedalam baju maka batu beri ia permen dan lakukan
hal yanf sama pada bagian baju yang lainnya.
• Operant conditioning atau instrumental conditioning mula-mula dikembangkan oleh
E. Thordike. Reinforcement tidak diasosiasikan dengan stimulus yang dikondisikan
tetapi diasosiasikan dengan respon. Skinner menyebut respon itu sebagai perilaku
operan (operant behavior).
• Perilaku operan mungkin belum pernah dimiliki individu tetapi ketika orang
melakukannya dia mendapat hadiah. Respon operan yang mendapatkan
reinforcement berpeluang untuk lebih sering terjadi (agar mendapat reinforcement
yang diinginkan). Penelitian operant conditioning dilakukan Skinner dengan objek
burung merpati. Seekor burung merpati dimasukan ke dalam kotak Skinner (Skinner
box); kotak kecil yang kedap, memisahkan merpati dari lingkungan normal dan
memungkinkan peneliti mengontrol seluruh variasi lingkungan, mengontrol dan
mencatat kejadian stimulus dan respon terjadi.
• Merpati lapar dihadapkan dengan stimulus dinding kotak yang salah satu sisinya
ada bintik yang dapat mengeluarkan cahaya merah. Setiap kali merpati mematuk
bintik itu, keluar makanan dari lubang dibawah bintik tersebut. Untuk membuat
merpati mematuk cahaya merah, peneliti perlu membentuk tingkah laku itu karena
mematuk cahaya bukan bagian dari tingkah laku normal merpati. Oleh karena itu,
Skinner mulai dengan memperkuat tingkah laku yang semakin mendekati mematuk
cahaya (pertama merpati dilatih makan dari lubang makanan, dan kemudian
makanan hanya diberikan ke merpati kalau merpati berdiri di dekat bintik cahaya).
• Kemudian makanan hanya diberikan kalau merpati menatap ke bintik cahaya dan
akhirnya makanan akan segera diberikan kalau merpati mematuk cahayanya. Sejak
itu merpati semakin sering mematuk cahaya karena patukan akan mendapat hadiah
atau reinforcement makanan.
• Mengajar mepati memiliki repertior tingkah laku baru mematuk cahaya merah
untuk mendapatkan makanan disebut pembentukan tingkah laku. Teknik yang
dinamakan adalah teknik pendekatan berangsur. Tingkah laku yang sudah didapatkan
bisa di hilangkan atau di padamkan. Umumnya pemadaman dilakukan untuk
membuang perilaku yang tidak di inginkan. Cara yang paling efektif untuk melakukan
pemadaman adalah dengan menghilangkan penguat dari tingkah laku tersebut. Cara
lainnya mengganti perilaku yang tidak di inginkan adalah dengan menkondisikan
tingkah laku yang baru menggunakan penguat positif. Repetior juga dapat
dihilangkan dengan cara memberinya hukuman.
Pengaturan penguatan
• Reinforcement bisa berbentuk positif juga negative. Penguatan positif adalah
peristiwa atau sesuatu yang membuat tingkah laku yang dikehendaki untuk
berpeluang diulangi. Sebagai suatu stimulus penguat positif disengai sehingga
organism berusaha agar stimulus itu muncul. . Penguatan negative adalah peristiwa
atau sesuatu yang membuat tingkah laku yang dikehendaki kemungkinan kecil akan
di ulang.
• Hadiah atau hukuman tidak selalu identik dengan penguatan positif dan penguatan
negative. Hadiah adalah akibat dari tingkah laku, sedangkan penguatan positif
adalah peristiwa yang menyebabkan tingkah laku bakal terjadi lagi. Dalam
memanipulasi tingkah laku, yang terpenting adalah pengaturan pemberiannya.
Pengaturan yang diadministrasikan dengan tepat memungkinkan kita untuk
membentuk tingkah laku tertentu.
1. Continuous reinforcement (penguat berkelanjutan)
Setiap kali tingkah laku yang dikehendaki muncul akan diberi penguat. Pemberian
penguat dapat diatur, tidak kontinu terusmenerus tapi selang-seling berdasarkan
waktu (interval) maupun perbandingan (ratio).
2. Fixed Interval (Interval Tetap)
Pemberian penguat berselang teratur, misalnya setiap 5 menit.
3. Variabel Interval (Interval berubah)
Pemberian penguatan dalam waktu yang tidak tentu, tetapi jumlah atau rata-rata
penguat yang diberi sama dengan pengaturan tetap.
4. Fixed Ratio (Perbandingan tetap)
Mengatur pemberian penguat sesudah respon yang dikehendaki muncul yang
kesekian kalinya.
5. Variabel ratio (perbandingan berubah)
Memberikan penguat secara acak sesudah beberapa kali patukan dengan ratarata sama dengan fixed ratio. Penting untuk dicatat bahwa, tingkah laku yang
tidak dikehendaki dapat diperkuat tanpa sengaja dengan kesatuan atau
keterdekatan reinforcement. Reinforcement yang langsung bisa dinikmati untuk
memenuhi kebutuhan disebut sebagai penguat primer (primaryreinforcer atau
unconditioned reinforcer) yaitu makanan atau minuman. Namun menurut Skinner,
hanya sedikit tingkah laku manusia yang berhubungan dengan penguat primer.
Umumnya tingkah laku manusia berhubungan dengan penguat
sekunder(secondary reinforcer atau conditioned reinforcer) seperti uang dan
kehormatan.
Generalisasi & Diskriminasi
• Generalisasi stimulus (stimulus generalization) adalah proses timbulnya respon dari
stimulus yang mirip dengan stimulus yang mestinya menimbulkan respon tersebut.
Sedangkan diskriminasi stimulus (stimulus discrimination) adalah kemampuan untuk
membedakan stimulus, sehingga stimulus tersebut tidak direspon walaupun mirip
dengan stimulus yang diberi penguat. Generalisasi dan diskriminasi sangat penting
sebagai sarana belajar dalam menghadapi berbagai situasi baik situasi yang sama
maupun situasi yang berbeda.
Tingkah Laku Takhyul (Superstitious Behavior)
• Tingkah laku takhyul adalah suatu respon dapat berhubungan dengan penguatnya
secara kebetulan tanpa menunjukkan hubungan sebab-akibat yang jelas. Walaupun
respon tersebut tidak nyata-nyata menghasilkan penguatan yang dimaksud, ternyata
hubungannya sangat kuat.
Organisme Manusia
• Menurut skinner, perilaku manusia ( dan kepribadian manusia ) dibentuk oleh tiga
kekuatan :
(1) seleksi alam,
(2) praktik budaya,
(3) sejarah seseorang atas penguatan yang diterimanya.
Seleksi Alam
• Kepribadian manusia adalah hasil dari sejarah dan evolusi panjang manusia itu
sendiri. Sebagai individu, perilaku kita ditentukan oleh komposisi genetis dan terutama
oleh sejarah pribadi kita atas penguatan yang diterima.Akan tetapi, sebagai spesies,
kita dibentuk oleh faktor–faktor dari kemampuan bertahan hidup.Seleksi alam
mempunyai peranan penting dalam kepribadian manusia.
• Faktor–faktor dari penguatan dan ketahanan berinteraksi, dan beberapa perilaku
yang menguatkan hanya secara ndividual juga dapat berkontribusi dalam
kemampuan bertahan hidup dari spesies. Sebagai contoh, perilaku seksual biasanya
memberikan penguatan pada seseorang, namun juga memiliki nilai seleksi ala
karena seseorang yang terangsang dengan lebih kuat oleh stimuli seksual adalah
yang lebih mungkin untuk memproduksi keturunan dan mampu melakukan pola
perilaku yang hampir sama.
Evolusi Budaya
• Praktik cultural seperti pembuatan perkakas dan perilaku verbal dimulai saat
seseorang terdorong untuk menggunakan perkakas atau mengeluarkan bunyi –
bunyian yang dapat dibedakan. Kemudian, praktik budaya memunculkan apa yang
menguatkan untuk kelompok tersebut walaupun tidak selalu pada anggotanya.
Pembuatan perkakas danperilaku verbal mempunyai nilai kebertahanan dalam
kelompok, namun hanya sedikit manusia yang menggunakan perkakas dan
lebih sedikit lagi yang menciptakan bahasa baru.
Kondisi Internal
• Skinner tidak menyangkal adanya kondisi–kondisi internal seperti perasaan cinta,
kecemasan, atau ketakutan. Kondisi internal dapat dipelajari sama seperti perilaku
lainnya, namun tentu saja, observasi mereka terbatas. Dalam komunikasi pribadi
pada 13 juni 1983, skinner menulis, “saya percaya bahwa memang memungkinkan
untuk kita membicarakan tentang peristiwa–peristiwa personal dan khususnya utnuk
membuat batasan-batasan ketika kita dapat membicarakannya secara akurat.
Kesadaran diri
• Skinner yakin bahwa manusia tidak hanya mempunyai kesadaran, tetapi juga
mengetahui atau menyadari kesadaran mereka tersebut, meraka tidak hanya sadar
atas lingkungan mereka, tetapi juga sadar bahwa mereka adalah bagian dari
lingkungan, mereka hanya mengobservasi stimulus eksternal, tetapi juga sada
bahwa mereka sedang mengobservasi stimulus tersebut.
Dorongan
• Dari sudut pandang behaviorisme radikal, dorongan bukanlah penyebab dari perilaku
namun lebih merupakan suatu penjelasan fiktif. Bagi skinner, dorongan hanya
merujuk pada dampak kekurangan dan pemuasan atas sesuatu, dan pada
probabilitas yang berkaitan dengan sesuatu yang akan di respons oleh organism.
Untuk membuat seseorang kekurangan makanan akan meningkatkan
kemungkinannya utuk makan. Untuk memuaskan seseorang akan menurunkan
kemungkinan tersebut. Akan tetapi, kondisi kekurangan dan puas bukalah satu–
satunya yang berkorelasi dengan perilaku makan. Faktor–faktor lain yang
meningkatkan atau menurunkan kemungkinan seseorang untuk makan adalah rasa
lapar yang di observasi secara internal, ketersediaan makanan. Dan pengalaman
terdahulu dengan penguatan perilaku berupa makanan.
Emosi
• Skinner tentu saja mengenali keberadaan sujektif dari emosi, namun ia bersikeras
bahwa perilaku tidak dapat di atribusikan pada emosi. Ia menjelaskan emosi melalui
faktor–faktor dari kemampun bertahan hidup dan faktor–faktor penguatan.
Sepanjang millennium, seseorang yang mempunyai kecenderungan kuat terhadap
rasa takut ataupun kemarahan adalah mereka yang berhasil selamat atau meraih
kemenangan atas suatu kondisi berbahaya, sehingga mampu menurunkan
karakteristik ini pada keturunannya.
Tujuan dan Intensi
• Skinner juga mengenali konsep tujuan dan intensi, namun sekali lagi, ia
memperingatkan untuk tidak mengatribusikan perilaku pada kedua konsep
tersebut.Tujuannya yang terasa dan sedang dilakukan dengan sendirinya mungkin
bersifat menguatkan.Sebagai contoh, apabila anda percaya bahwa tujuan anda untuk
berolah raga adalah untuk merasa lebih baik dan hidup lebih lama, maka pikiran
tersebut bertindak sebagai penguat yang simultan.
Perilaku kompleks
• Perilaku manusia dapat terus bergerak menjadi kompleks namun, Skinner percaya
bahkan perilaku yang paling abstrak dan kompleks dibentuk oleh seleksi alam,
evolusi budaya,atau sejarah penguatan individu.
• Sekali lagi Skinner tidak menyangkal keberadaan proses-proses mental lebih tinggi
seperti kognitif, rasio, dan rekoleksi namun dia juga tidak mengabaikan perilaku
kompleks manusia, seperti kreativitas, perilaku yang tidak disadari, mimpi, dan
perilakusosial.
Psikoterapi
• Skinner mengklaim bahwa psikoterapi tradisonal merupakan salah satu penghalang
utama psikologi menjadi ilmiah. Namun gagasannya tentang membentuk perilaku
bukan hanya memiliki pengaruh signifikan bagi terapi perilaku, tetapi meluas sampai
deskripsi bagaimana semestinya terapi bekerja.
• Para terapis behavioristik sudah mengembangkan beragam teknik selama bertahuntahun, kebanyakan didasarkan kepada pengondisian operan meskipun beberapa
dibangun dengan disekitar prinsip pengondisian klasik (responden). Pada umumnya,
para terapis behavioral ini berperan aktif dalam proses perawatan, memfokuskan
diri pada konsekuensi positif perilaku tertentu dan efek-efek yang tidak dikehendaki
olehorang lain, dan yakin kalau perilaku dalam hangka waktu tertentu
akanmenghasilkan penguatan positif.
• Pembentukan perilaku apapun memerlukan waktu, dan perilaku terapi tanpa
terkecuali. Seorangterapis membentuk perilaku yang diinginkan dengan
memperkuat perubahan perilakumenjadi lebih baik. Terapis nonbehavioral mungkin
akan memengaruhi perilakusecara kebetulan atau tanpa diketahui, sedangkan
terapis behavioral secarakhusus memfokuskan diri kepada tekhnik ini
(Skinner,1953).
Mimpi
• Skinner melihat mimpi sebagai suatu bentuk perilaku yang tertutup dan simbolis,
yang dapat dijelaskan oleh faktor–faktor penguatan sebagaimana perilaku pada
umumnya. Ia setuju dengan freud bahwa mimpi dapat berfungsi untuk tujuan
pemenuhan keinginan. Perilaku bermimpi bersifat menguatkan saat stimulus
seksual atau agresif akhirnya dapat diekspresikan. Untuk mempraktikan fantasi seksual dan untuk benar–benar menyakiti orang lain, adalah dua perilaku yang diasumsikan sebagai hukuman. Bahkan untuk memikirkan secara tertutup perilaku–perilaku tersebut akan mempunyai dampak yang menghukum, namun dalam mimpi, perilaku tersebut dapat di ekspresikan secara simbolis tanpa hukuman yang Menyertai
Skinner Psikolog eksentrik Hans J. Eysenck (1988) mengkritik Skinner karena tidak mempertimbangkan konsep-konsep seperti perbedaan individu, faktor genetic dan seluruh ranah kepribadian.
1. Teori Skinner telah menghasilkan, kami menilai teori ini sangat tinggi dalam kemampuannya untuk menghasilkan penelitian.
2. Kebanyakan dari gagasan-gagasan Skinner dapat disalahkan atau diverifikasi sehingga perlu dikaji ulang.
3. Dalam kemampuan untuk mengorganisasi informasi mengenai kepribadian manusia Pendekatan Skinner adalah untuk mendeskripsikan perilaku dan faktorfaktor lingkungan dibawah kondisi dengan tujuan untuk mengumpulkan fakta-fakta
deskriptif dan melakukan generalisasi terhadap perilaku serta faktor lingkungan.Akan tetapi, konsep lainnya seperti wawasan, kreativitas, motivasi, inspirasi dan kemampuan diri tidak dapat masuk dengan mudah kedalam kerangka kerjap pengondisian operan.
Kritik Skinner
1. Dalam mengarahkan tindakan, teori Skinner bernilai sangat tinggi karena penelitian deskriptif Skinner telah membuat pengondisian operan sebagai prosedur yang sangat praktis. Contoh, teknik Skinner banyak digunakan untuk membantu pasien fobia dalam mengatasi ketakutan, meningkatkan persetujuant terhadap rekomendasi medis, membantu orang mengatasi kecanduan tembakaud dan obat-obatan, meningkatkan kebiasaan makan dan meningkatkana sertivitas.Teori Skinner dapat diaplikasikan dalam pelatihan, pengajaran dan psikoterapi
2. Teori yang berguna adalah konsistensi mental. Skinner mendefinisikani istilah-istilahnyadengan sangat terperinci dan operasional, suatu proses yang sangat dibantu oleh usahanya menghindari konsep mental yang fiktif.
Daftar Pustaka
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Boeree, C.G. (2005). Personality theories (cetakan ke II). Yogyakarta: Primashopie
Feist, J., & Fiest, G. J. (2009). Theories of Personality (7th ed). New York: MGraw-Hill
Hall, C. S., Lindzey, G., Leohlin, J. C., Manosevitz, M., & Locke, V. O. (1985).
Introduction to theories of personality. Singapore: John Wiley & Sons, Inc.
Schultz, D.P., & Schultz, S.E. (2009). Theories of Personality (9 th edition). Belmont, CA:Wasdworth/Cengange Learning
Comments
Post a Comment