Perkembangan fisik dan kognitif dewasa madya perspektif perkembangan sepanjang hayat
Pada masa dewasa menengah telah banyak yang berubah dalam diri kita
dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Perubahan dari segi fisik maupun
kognitif yang akan mengintai kita. Pada masa dewasa madya,seseorang secara
bertahap menjadi sadar akan perubahan dalam tubuh mereka. Mereka sering kali
mengalami pertambahan berat badan. Lebih jauh lagi, organ indra secara bertahap
menjadi kurang sensitif dan reaksi terhadap stimlus menjadi lebih lambat. Akan
tetapi, secara umum, penurunan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya
cenderung minor dan sering kali tidak dikenali.
Bagaimana dengan kognitif mereka? Apakah kemampuan kognitif juga
mengalami peurunan seperti penelitian sekat silang? Telah banyak ahli yang
meneliti bagaimana perubahan kognitif diusia dewasa menengah. Salah sarunya
K. Warner Schaie melakukan penelitian longitudional yang luas dengan cara
mengukur beberapa kemampuan intelektual yang berbeda secara berulang kali
pada individu dewasa. Schaei menyimpulkan bahwa masa dewasa tengah dimana
individu mencapai punck dari berbagai macam kecakapan intelektual.
A. Mendefiniskan Masa Dewasa Menengah
Meskipun batasan usia bukanlah sebuah patokan yang kaku, kami akan
membatasi dewasa menengah sebagai periode perkembangan yang dimulai pada
usia kurang lebih 40 tahun hingga 60 atau 65 tahun. Bagi sebagian besar orang,
masa dewasa menengah adalah masa dimana terjadi penurunan keterampilan fisik
dan meluasnya tanggung jawab; sebuah periode di mana seseorang menjadi lebih
sadar mengenai polaritas usia muda dan berkurangnya jumlah waktu yang masih
tersisa dalam hidup; suatu titik di mana seseorang telah mencapai dan membina
kepuasan kariernya. Singkatnya, masa dewasa menegah mencakup
“keseimbangan antara pekerjaan dan tanggung jawab relasi ditengah-tengah
perubahan fisik dan psikologis yang berlangsung seiring dengan proses penuaan”.
(Lachman, 2004, hal, 305)
Konsep pemerolehan (pertumbuhan) dan kehilangan (penurunan) adalah
konsep yang penting di dalam perkembangan masa hidup. Masa dewasa
menengah adalah periode usia ketika pemerolehan dan kehilangan maupun
faktor-faktor biologis dan sosio-kultural menjadi seimbang (Baltes, Lindenberger,
& Staudinger, 2006)
Meskipun di masa dewasa menegah terjadi penurunan fungsi biologis,
dukungan sosial budaya seperti pendidikan, karier, dan relasi mencapai
puncaknya (Wills & Schaie, 2005) . Dengan demikian, masa dewasa menengah
mungkin merupakan sebuah periode perkembangan yang unik, di mana
pertumbuhan dan kehilangan saling mengimbangi.
Karena jumlah orang dewasa yang sehat meningkat, maka usia paruh baya
juga berlangsung lama. Meskipun demikian, kinu semakin banyak ahli di bidang
dewasa menengah yang menyatakan periode usia antara 55 hingga 65 tahun
sebagai paruh baya akhir (late middle life) (Deeg, 2005). Dibandingkan dengan
paruh baya lebih awal, paruh baya akhir cenderung diwarnai oleh “kematian orang
tua, anak terakhir meninggalkan rumah orang tua, menjadi kakek-nenek,
mempersiapkan diri untuk pensiun. Banyak orang dalam rentang usia ini
dihadapkan pada masalah kesehatan untuk pertama kalinya.” (Deeg,2003, p.211).
Meskipun secara keseluruhan yang diperoleh maupun yang hilang dapat
mengimbangi, bagi banyak individu segi kehilangan mulai lebih besar dari segi
pemerolehan ( Baltes, LindenBerger, & Staudinger)
B. Perubahan Fisik
1. Tanda – tanda yang tampak
Biasanya, tanda-tanda penuaan akan terlihat pertama kali di usia
empat puluhan atau lima puluhan. Kulit mulai berkerut dan mengendur
karena kahilangan lemak dan kolagen yang terletak dibawah jaringan kulit
(Farage & kawan-kawanm 2009). Pigmentasi yang terjadi di daerah kecil
tertentu di kulit menghasilkan bercak penuaan, khususnya didaerah yang
rawan terkena sinar matahari seperti tangan atau wajah. Rambut menjadi
lebih tipis dan bewarna keabu-abuan, dimana hal ini berkaitan dengan
menurunnya laju pergantian dan produksi melanin. Kuku jari tangan dan jari
kaki bergerigi, menjadi lebih tebal, dan lebih rapuh.
2. Tinggi dan Berat Tubuh
Di usia paruh baya, tinggi tubuh individu dapat mengalami
penyusutan sementara berat tubuh bertambah. Rata-rata, antara usia 30
hingga 50 tahun, tinggi tubuh pria menyusut sebesar ½ inci, dan ¾ inci dari
usia 50 hingga 70 tahun (Hoyer & Roodin, 2009). Menyusutnya tinggi
tubuh wanita dapat mencapai 2 inci dari usia 25 – 75 tahun. Perlu diketahui
bahwa mengenai berkurangnya tinggi tubuh yang disebabkan oleh proses
penuaan ini, ada banyak variasi antara individu yang satu dengan individu
yang lainnya. Individu kehilangan tinggi badan pada usia paruh baya dan
banyak menambah berat badan(Landsberg dkk., 2013).
Kelebihan berat badan dapat membahayakan kesehatan di usia
paruh baya. Kegemukan meningkatkan peluang individu untuk menderita
sejumlah penyakit,seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan pencernaan .
Sebuah studi berskala-besar menemukan bahwa obesitas di usia paruh baya
meningkatkan resiko meninggal lebih cepat ( Adams & kawan kawan,
2006).
Meskipun telah digarisbawahi risiko kesehatan individu yang
kelebihan berat badan atau mengidap obesitas di masa dewasa menengah,
kehilangan berat badan yang parah juga menibulkan risiko dalam kasus
penyakit akut.
3. Kekuatan, Sendi, dan Tulang
Sebagaimana kekuatan fisik maksimum sering sering sekali dicapai
pada usia 20 tahunnan. Istilah sarcopenia merujuk ada kehilangan massa
otot dan kekuatana. Terkait usia, kehilangan massa otot dalam mencapai 1
hingga 2 persen pertahun setelah usia 50 tahun (Marcell, 2003). Kehilangan
kekuatan secara khusus terjadi di bagian punggung dan kaki. Latihan dapat
mengurangi penurunan yang terjadi di scorpenia.
Fungsi puncak sendi biasanya terjadi saat usia dua puluhan. Bantalan
yang diperlukan untuk pergerakan tulang ( seperti otot dan ikatan tulang)
menjadi kurang efesien di usia paruh baya, waktu dimana sendi kaku dan
lebih sulit digerakkan.
Kepadatan tulang terjadi diakhir usia tiga puluhan; setelah itu
kepadatan tulang menurun secara progresif. Angka kehilangan tulang mulai
lambat, namun meningkat pada usia lima puluhan (Ryan & Elahi, 2007).
Diakhir masa hidup paruh baya, tulang lebih mudah patah dan
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat pulih.
4. Penglihatan dan Pendengaran
Ketajaman akomodasi mata – kemampuan memfokuskan dan
mempertahankan sebuah bayangan pada retina mengalami mengalami
penurunan antara usia 40 hingga 59 tahun. Individu di usia paruh baya mulai
mengalami kesulitan memandang objek – objek dalam jarak dekat.
Suplai darah kemata juga berkurang, biasanya hal ini tidak terjadi
sebelum individu mencapai usia lima puluhan atau enam puluhan.
Berkurangnya suplai darah menurunkan medan penglihatan dan dapat
meningkatkan titik buta mata. Usia 60 tahun, retina menerima hanya
sepertiga cahaya dari yang diterimanya pada usia 20 tahun, biasanya karena
pengecilan ukuran pupil (Scialfa & Kline, 2007).
Pada usia 40, pendengaran juga mulai menurun. Asesmen auditori
mengindikasikan bahwa kehilangan pendengaran 50% terjadi pada individu
berusia 50 tahun keatas. Pertama kali biasanya menyangkut sensitivitas
terhadap nada tinggi, untuk mendengar suara bernadan rendah agaknya
tidak dapat menurun di usia paruh baya. Dibandingkan wanita, pria biasanya
lebih cepat mengalami penurunan sensitivitas terhadap nada tinggi.
5. Sistem Kardiovaskular
Usia paruh baya adalah suatu masa dimana tekanan darah tinggi dan
kolestrol sering kali mengejutkan orang dewasa. Level kolestrol di dalam
darah meningkat selama usia dewasa dan usia paruh baya , mulai terkumpul
di dinding arteri yang mengakibatkan resiko terkena penyakit
kardiovaskular. Tipe kolestrol di dalam darah memiliki dua bentuk : LDL
dan HDL. LDL ialah kolestrol yang jahat, jika LDL tinggi ia dapat
menempel pada lapisan pembuluh darah, yang dapat mengakibatkan
pengerasan pembulluh darah. HDL sering disebut kolestrol baik. HDL yang
tinggi dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
Olahraga, kontrol berat tubuh, dan diet yang kaya akan buah-buahan,
sayur-sayuran dan gandum, seringkal dapat membantu mengatasi berbagai
masalah kardiovaskular di usia paruh baya.
6. Paru-Paru
Di usia paruh baya, kapasitas paru – paru mengalami perubahan kecil.
Sekitar usia 55 tahun, protein di jaringan paru – paru menjadi kurang
elastis. Perubahan ini di kombinasikan meningkatnya kekakuan dinding
dada, mengurangi kapasitas mengangkut oksigen dari udara yang di hirup ke
darah dalam urat – urat darah halus.
7. Tidur
Di usia paruh baya, efek dalam tidur menjadi lebih bermasalah.
Jumlah total tidur biasanya sama dimasa dewasa awal. Jumlah waktu yang
digunakan untuk bangun di tempat tidur menjadi meningkat di usia paruh
baya, dan hal ini dapat menimbulkan perasaan kurang istirahat di pagi
hari.Masalah tidur lebih banyak dialami individu yang menggunakan obat –
obatan yang di sertai dengan resep dokter ataupun tanpa resep dokter,
kegemukan, memiliki penyakit kardiovaskular atau depresi.
8. Seksualitas
Bagi wanita , memasuki masa paruh baya berarti akan mengalami
monopause. Pada umumnya, , di akhir usia 40-an atau awal 50-an tahun,
periode menstruasi wanita akan sepenuhnya berhenti. Bersamaan dengan
monopause, produksi estrogen dari ovarium menurun drastis. Penurunan
estrogen dapat menimbulkan gejala yang tidak mengenakkan seperti hot
flashes (kulit tiba-tib memerah dan merasakan peningkatan suhu tubuh,
mual,kelelahan, dan detak jantung yang lebih cepat. Monopause tidak
menyebabkan masalah psikologis atau fisik yang serius bagi sebagian besar
wanita (Henderson, 2011;Judd,Hickey, &Bryant,2011).
Bagi pria , proses penuaan pada masa dewasa madya terlihat lebih
kabur kabur. Tidak terdapat tanda-tanda fisik dari pertumbuhan usia yang
mirip dengan berakhirnya menstruasi pada wanita, sehingga tidak
monopause bagi pria. Pria tetap subur dan tetap dapat memiliki anak hingga
masa dewasa akhir. Meskipun demikian, produksi sperma berkurang.
9. Sistem Tubuh
Bagi pria dan wanita,berbagai sistem tubuh akan menunjukkan efek
terpakai dan rusak ketika tubuh menjadi tidak lagi mampu memperbaiki
kerusakan dan memperbaharui dirinya (Parr,Coffey, & Hawley,2013).
Kekuatan fisik menurun kecepatan motorik melambat, serta tulang menjadi
lebih rapuh (terutama pada wanita). Hampir seluruh sistem tubuh berubah
seiring dengan penuaan yang terjadi.
C. Perkembangan Kognitif
1. Intelegensi
Eksplorasi kami mengenai perubahan-perubahan yang mungkin terjadi
di masa dewasa menegah berfokus pada konsep-konsep mengenai fluid
intelligence dan crystallized intelligence, Studi Longitudional Seatlle, dan
Efek Cohort.
a) Fluid Intelligence dan Crystalized Intelligance
Menurut John Horn di usia paruh baya ada sejumlah kemampuan
yang meningkat (Horn & Donaldson, 1980). Horn menyatakan bahwa
crystallized intelligence, akumulasi dari informasi dan ketrampilan
verbal terus meningkat di masa dewassa menengah, sementara fluid
intelligance, kemampuan seseorang untuk melakukan penalaran secara
abstrak, mulai menurun di masa dewasa menengah
b) Studi Longitudional Seattle
Fokus utama dari Studi Longitudional Seattle adalah perubahan dan
stabilitas inteligensi individu. Kemampuan mental utama yang dites
adalah sebaagai berikut :
Pebendaharaan Kata (kemampuan untuk memahami ide-ide yang
diekspresikan secara verbal).
Memori Verbal ( kemampuan untuk melakukan enconding dan
mengingat unit bahasa yang bermakna, seperti daftar kata-kata)
Angka (kemampuan untuk melakukan perhitungan matematis
sederhana seperti menambah, mengurangi dan mengalikan)
Orientasi spasial ( kemampuan untuk memvisiualisasikan dan
melakukan rotasi stimuli secara mental dalam ruang dua atau tiga
dimensi)
Penalaran induktif ( kemampuan untuk mengenali dan memahami
sejumlah pola dan relasi yang terdapat di sebuah masalah serta
menggunakan pemahaman ini untuk memecahkan contoh-contoh
masalah)
Dalam penelitian, fungsi tertinggi untuk empat dari enam kemampuan
intelektual itu terjadi di masa dewasa menengah (Willis & Schale,1999).
Baik pada wanita maupun pria, performa puncak di bidang perbendaharaan
kata, memori verbal, penalaran induktif dan orientasi spasial dicapai usia
paruh baya. Hanya dua dari enam kemampuan-kemampuan numerik dan
kecepatan perseptual- yang memperlihatkan kemunduran yang paling awal.
Dalam analisis yang lebih jauh, Schaiem (2007), baru-baru ini
meneliti perbedaan generasi pada orang tua dan anak-anak mereka dalam
kerangka waktu selama dari tujuh tahun dari usia 60 hingga 67 tahun. Orang
tua dinilai ketika mereka mencapai usia 60 hingga 67 tahun, kemudian
anak-anak mereka juga dinilai ketika mencapai usia 60 hingga 67 tahun.
Tingkat keberfungsian kognitif yang lebih tinggi untuk generasi kedua
terjadi pada penalaran induktif, memori verbal, dan orientasi spasial,
sementara generasi pertama mendapatkan skor lebih tinggi pada
kemampuan numerik. Jadi, generasi orang tua menunjukkan kestabilan atau
peningkatan yang kecil pada fungsi kognitif dalam kisaran usia yang sama.
Hasil dari studi Schaie yang sudah dijelaskan sejauh ini berfokus pada
stabilitas atau perubahan kognitif rata-rata pada semua partisipan selama
masa dewasa menegah. Beberapa peneliti tidak setuju dengan Schaie bahwa
masa dewasa menegah merupakan masa ketika level keberfungsian di
sejumlah area kognitif tetap atau bahkan meningkat (Finch,2009). Sebagai
contoh, Timothy Salthouse (2009) baru-baru ini menyimpulkan bahwa
penelitian cross-sectional tentang penuaan dan fungsi kognitif seharusnya
tidak boleh dihentikan dan bahwa penelitian ini menunjukkan penalaran,
memori, visualisasi spasial, dan kecepatan pemrosesan mulai menurun di
masa dewasa awal dan menunjukkan penurunan lebih jauh lagi pada usia
50-an . Salthouse (2009) juga setuju bahwa fungsi kognitif meliputi
pengetahuan yang diakumulasi , seperti pembendaharaan kata dan dan
informasi, tidak menunjukkan penurunan yang terkait dengan usia muda dan
meningkat setidaknya sampai usia 60 tahun.
Salthouse (2009) beragumen bahwa level keberfungsian kognitif yang
lebih rendah di masa dewasa awal dan menengah kemungkinan disebabkan
oleh penurunan neurobiologis terkait usia.
2. Pemrosesan Informasi
Beberapa perubahan pemrosesan-informasi yang terjadi di masa
dewasa menengah adalah kecepatann dalam pemrosesan-informasi, memori,
keahlian, dan keterampilan pemecahan masalah-masalah yang bersifat
praktis.
a) Kecepatan dalam Pemrosesan Informasi
Kecepatan perseptual mulai menurun dimasa dewasa awal dan
penurunan ini terus berlanjut hingga masa dewasa menengah. Cara umum
untuk menilai kecepatan informasi adalah melalui tugas kecepatan reaksi,
dimana individu hanya cukup menekan tombol segera setelah mereka
menangkap cahaya. Setelah cahaya muncul, orang dewasa paruh baya lebih
lambat menekan tombol dibandingkan orang dewasa muda. Meskipun
demikian, ingatlah bahwa penurunan ini tidak bersifat dramatis- sebagian
besar hanya berbeda sebesar 1 detik.
Minat yanga ada kini memfokuskan pada kemungkinan yang
menyebabkan meurunnya kecepatan dan pemrosesan informasi pada orang
dewasa (Salthouse, 2009). Penyebabnya mungkin bisa disebabkan karena
analisis yang berbeda, seperti kognitif (“memperhatikan tujuan, peralihan
antartugas, mempertahankan representasi internal dan distraksi”),
neuroanatomi (“perubahan di area otak tertentu , seperti korteks prefrontal”)
dan neurokimia (“Perubahan dalam sistem neutransmitor”) seperti dopamin.
b) Memori
Dalam Studi Longitudional Seattle milik Schaie (1994,1996), memori
verbal mencapai puncaknya di usia 50-an. Meskipun demikian, beberapa
studi lain menemukan bahwa memori verbal terlihat menurun di usia paruh
baya, khusunya jika dinilai dengan menggunakan pendekatan cross
sectional (Salthouse, 2009).
Meskipun masih terdapat sejumlah kontroversi mengenai apakah
memori menurun di masa dewasa menegah, sebagian besar ahli
membenarkan turunnya memori di usia dewasa menengah (Hoyer &
Roodin, 2009; Salthouse, 2009). Meskipun demikian, beberapa ahli
berpendapat bahwa temuan ini disebabkan peneliti membandingkan memori
individu yang berusia 20-an dengan yang berusia 60-an (Schale, 2000).
Dalam pandangan ini, dimasa awal usia paruh baya penurunan memori
hanya sedikit atau tidak sama sekali tidak terjadi; penurunan memori baru
pada masa pertengahan usia paruh baya atau masa dewasa akhir.
Pakar usia lanjut dan kognisi Dennise Park (2001), menyatakan sejak
akhir usia paruh bayu, seseorang membutuhkan waktu lebih lama untuk
mempelajari informasi baru. Menurunnya kecepatan dalam mempelajari
informasi baru berkaitan dengan perubahan di dalam working memory .
Dalam pandangan ini, di usia paruh bay, kapasitas working memory jumlah
informasiyang dapat dikeluarkan dan dihgunakan kembali dengan segara
menjadi lebih terbatas. Bayangkan situasi ini dengan sebuah meja yang
penuh sesak dengan berbagai barang yang berantakan. Akibatnya, memori
jangka panjang menjadi kurang dapat dipercaya, lebih banyak waktu yang
dimasukkan informasi baru ke dalam penyimpanan jangka panjang dan
lebih banyak waktu yang diperlukan untuk mengeluarkan informasi yang
tersimpan. Park menyimpulkan bahwa penyebab kemunduran memori di
akhir usia paruh baya adalah banyaknya informasi yang semakin lama
semakin menumpuk dalam perjalanan waktu semakin semasa dewasa.
Penurunan memori cenderung lebih sering terjadi jika individu tidak
menggunakan strategi memori yang efektif, seperti penyusunan dan
pembayangan (Sugar,2007). Dengan penyusunan daftar nimor telepon
sebagai wakil dari objek-objek tertentu seperti rumah, ada banyak orang
yang dapat meningkatkan memorinya di masa dewasa menengah.
c) Keahlian
Karena membutuhkan waktu lama untuk mencapainya, maka keahlian di
bidang tertentu lebih banyak tampil di masa dewasa menengah dibandingkan
dimasa dewwasa awal. Mengembangkan keahlian dan menjadi “ahli” di suatu
bidang biasanya merupakan hasil dari pengalaman, belajar, dan usaha selama
bertahun-tahun.
Perbedaan strategi yang digunakan oleh ahli dan orang baru adalah
mencakup hal-hal berikut ini :
Dalam menyelesaikan massalah dibidangnya, ahli lebih banyak mndasarkan
pada akumulasi pengalaman kita.
Dalam memecahkan masalah dibidangnya, ahli sering memproses informasi
secara otomatis dan menganalisis secara lebih efektif dibandingkan orang
baru.
Ahli memiliki strategi yang lebih baikdan singkat dibandingkan dengan
orang baru
Ahli lebih kreatif dan fleksibel dibandingkan orang baru.
d) Pemecahan Masalah Praktis
Kemampuan memecahkan masalah praktis akan meningkat di usia 40-an
dan 50-an ketika pengalaman praktis individu telah terhimpun. Sejak Denney
melakukan penelitian, muncul penelitian-penelitian lain mengenai pemecahan
masalah sehari-hari dan efektivitas pengambilan keputusan di usia dewasa
(Margarett& Deshpande-Kamat,2009). Hasil meta-analisis terhadap studi-studi
ini mengindasikan bahwa pemecahan masalah sehari-hari dan efektivitas dalam
pengambilan keputusan tetap stabil dimasa dewasa awal dan masa dewasa
menengah, kemudian menurun di masa dewasa akhir (Thornton & Dumke, 2005)
KESIMPULAN
Pada masa dewasa madya,seseorang secara bertahap menjadi sadar akan
perubahan dalam tubuh mereka. Mereka sering kali mengalami pertambahan berat
badan. Lebih jauh lagi, organ indra secara bertahap menjadi kurang sensitif dan
reaksi terhadap stimlus menjadi lebih lambat. Akan tetapi, secara umum,
penurunan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya cenderung minor dan
sering kali tidak dikenali.
Lalu apa yang terjadi pada kecakapan koggnitif pada masa dewasa tengah?
Meskipun beberapa penelitian sekat-silang menunjukkan bahwa masa dewasa
menengah adalah saat terjadi penurunan kognitif, bukti longitudional
menunjukkan hal yang berbeda. K. Warner Schaei melakukan penelitian
longitudional yang luas dengan cara mengukur beberapa kemampuan intelektual
yang berbeda secara berulang kali pada individu dewasa,. Tingkat aktivitas
tertinggi bagi empat dari enam kemampuan intelektual terjadi pada masa dewasa
menengah . hanya dua dari dari enam kecakapan yang menurun pada usia paruh
baya. Schaei menyimpulkan bahwa masa dewasa tengah adalah periode ketika
banyak individu mencapai puncak dari berbagai kecakapan intelektual.
DAFTAR PUSTAKA
W.Santrock, John. 2011. Life Span Development Perkembangan Masa-Hidup.
Edisi ke 13. Diterjemahkan oleh : Benedictine Widyasinta. Jakarta : Erlangga
A.King, Laura. 2016. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Edisi ke 3.
Diterjemahkan oleh :Petty Gina Gayatri. Jakarta: Salemba Humanika
S.Feldman, Robert.2011. Pengantar Psikologi. Edisi ke 10. Diterjemahkan oleh :
Petty Gina Gayatri, Putri Nurdina Sofyan. Jakarta : Salemba Humanika
wow artikelnya lengkap.. mampir balik ya gan!
ReplyDelete